Powered By Blogger

Kamis, 03 November 2011

Iman Kepada Kitab-Kitab Alloh

Kitab-kitab yang Alloh turunkan kepada hamba-hamba-Nya merupakan nikmat Alloh yang sangat besar dan wajib untuk disyukuri. Karena dengan diturunkannya kitab-kitab tersebut, manusia dapat mengetahui siapakah Alloh, apa sajakah hak-hak Alloh, dan berbagai macam kewajiban yang harus ditunaikannya. Namun betapa banyak manusia yang tidak memahami hakekat keimanan kepada kitab-kitab Alloh. Padahal ini merupakan salah satu rukun (pondasi) iman seperti yang Rosululloh kabarkan, ”…hendaknya engkau beriman kepada Alloh, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, kepada hari akhir dan beriman kepada takdir Alloh yang baik dan yang buruknya…” (HR. Muslim). Bagaimanakah hakekat keimanan yang benar kepada kitab-kitab-Nya?
Makna beriman kepada Kitab-kitab Alloh
Seseorang dikatakan beriman kepada kitab-kitab Alloh, tatkala dia membenarkan dengan penuh keyakinan, baik secara global maupun secara rinci, bahwa Alloh memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya yang di dalamnya terdapat kebenaran yang nyata, cahaya dan petunjuk yang jelas bagi manusia, dan bahwasanya kitab-kitab tersebut adalah kalam (perkataan) Alloh yang Ia firmankan dengan sebenarnya, sesuai dengan apa yang Ia kehendaki.
Adapun beriman kepada kitab-kitab Alloh mencakup tiga perkara: Pertama, mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Alloh. Kedua, mengimani kepada rincian nama-nama kitab tersebut sebagaimana yang telah Alloh sebutkan. Ketiga, mempercayai berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita kepada Al Qur’an.
Beriman kepada Kitab-kitab secara rinci
Kita wajib beriman secara rinci kepada kitab-kitab yang telah Alloh sebutkan nama-namanya, yakni Al Qur’an dan kitab-kitab yang lain yaitu :
Shuhuf Ibrahim dan Musa ‘alaihimas salam.Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf (lembaran-lembaran) yang dahulu, (yaitu) shuhuf Ibrahim dan Musa” (Al A’la: 18-19)
Taurat, kitab yang Alloh turunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam. “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat yang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)…” (Al Maidah: 44). Zabur, kitab yang Alloh turunkan kepada Nabi Daud ‘alaihi salam.”…dan Kami berikan Zabur kepada Daud”. (An Nisa: 163)
Injil, kitab yang Alloh turunkan kepada Nabi Isa ‘alaihi salam. “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab sebelumnya yakni Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil …” (QS. Al Maidah: 46).
Kitab-kitab terdahulu sudah diubah-ubah
Alloh mengabarkan di dalam Al Qur’an bahwa ahli kitab, yakni Yahudi dan Nasrani, telah mengubah kitab-kitab mereka karena itu ia tidak lagi seperti saat diturunkan oleh Alloh. Kaum Yahudi menyimpangkan Taurat. Mereka mengubah dan menggantinya serta mempermainkan hukum-hukum Taurat. Alloh berfirman, ”Di antara orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya”. (QS. An Nisa: 46). Begitu pula dengan kaum Nasrani, mereka juga menyimpangkan Injil. Mereka mengubah hukum-hukumnya. Alloh berfirman, ”Apakah kamu masih mengharapkan mereka percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Alloh, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (QS. Al Baqarah: 75).
Di antara bentuk pengubahan yang mereka lakukan adalah penetapan bahwa Alloh mempunyai anak. Subhanallah … Maha Suci Alloh dari yang demikian, Alloh menceritakan, ”Orang-orang Yahudi berkata, ’Uzair itu putera Alloh’, dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Alloh.” Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu…” (QS. At Taubah: 30)
Begitu pula penuhanan kaum Nasrani terhadap Nabi Isa ‘alaihi salam serta perkataan mereka bahwa Alloh adalah salah satu dari tiga unsur (baca: “trinitas”). Alloh berfirman, ”Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ’Sesungguhnya Alloh ialah Al Masih putera Maryam’, padahal Al Masih (sendiri) berkata ‘Hai Bani Israil, sembahlah Alloh Tuhanku dan Tuhanmu’. … Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan, ’Bahwasanya Alloh salah satu dari tiga’, padahal sekali-kali tidak ada sesembahan selain dari Alloh yang Maha Esa …” (QS. Al Maidah: 72-73). Dengan diturunkannya Al Qur’an, maka Al Qur’an me-nasakh (menghapus/mencabut masa berlaku) kitab-kitab yang sebelumnya (At Tauhid Iish shaffits Tsani Al ‘Ali, Kumpulan ‘Ulama).
Al Qur’an, Kitab yang dibawa Nabi sekaligus Rasul terakhir
Sesungguhnya Al Qur’an adalah kalamulloh (firman/perkataan Alloh) bukan makhluk Alloh, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam sehingga setiap mukmin hendaknya senantiasa mengagungkan Al Qur’an dan berusaha berpegang teguh dengan hukum-hukumnya, serta membaca dan memahaminya.
Lalu apa sajakah kewajiban seorang muslim terhadap Al Qur’an? Diantara kewajiban seorang muslim terhadap Al Qur’an adalah:
  1. Wajib mencintai Al Qur’an mengagungkan dan menghormati kedudukannya, sebab ia adalah kalamulloh, perkataan yang paling benar, perkataan Alloh, Robb semesta alam.
  2. Wajib membaca dan merenungkan ayat-ayat Al Qur’an, serta memikirkan pelajaran yang terkandung di dalamnya.
  3. Wajib mengikuti hukum-hukum serta mentaati perintah-perintah yang ada di dalamnya.
Sebagai gambaran, lihat bagaimana ketika ‘Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka ia menjawab, ”Akhlak beliau adalah Al Qur’an” (HR. Muslim). Yakni Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mencerminkan penerapan nyata dari hukum-hukum Al Qur’an dan syariat-syariat di dalamnya. Itulah Rosululloh… , dan kita sebagai umatnya, hendaknya meneladani beliau. ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (datangnya) hari akhir …” (QS. Al Ahzab : 21).
Buah keimanan kepada Kitab-kitab Alloh
Seseorang yang benar-benar beriman terhadap kitab-kitab Alloh, termasuk Al Qur’an, akan memberikan banyak pengaruh terhadap dirinya, diantaranya :
  1. Menyadari tentang perhatian Alloh terhadap hamba-hamba-Nya, juga tentang kesempurnaan rahmat-Nya, dimana Alloh telah menurunkan kepada setiap kaum sebuah kitab sebagai petunjuk agar mereka bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
  2. Dapat mengetahui hikmah Alloh dalam penetapan syariat-Nya, dimana Alloh telah mensyariatkan bagi setiap kaum, apa yang sesuai dengan keadaan kaum tersebut. Alloh berfirman, ”Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al Maidah: 48)
  3. Dapat bersyukur kepada Alloh terhadap nikmat Alloh, yakni diturunkannya kitab-kitab tersebut. Sebab kitab-kitab tersebut adalah cahaya dan petunjuk di dunia.
————————————
Disadur dari: Buletin Jumat At-Tauhid,