Powered By Blogger

Kamis, 03 November 2011

Iman Kepada Para Rosul

Sesungguhnya diantara sebab utama kelemahan kaum muslimin dewasa ini adalah karena mereka tidak memahami hakikat keimanan kepada para Rosul. Oleh karena sebab seperti ini pulalah umat-umat terdahulu dibinasakan oleh Alloh. Lihatlah sikap dan perilaku umat Islam yang sehari-harinya penuh dengan kemaksiatan; aurat diumbar, sholat ditinggalkan, sabda Nabi disepelekan dan lain sebagainya. Bahkan ada diantara kaum muslimin yang lebih merasa mantap kalau mengambil pendapat tokoh-tokoh barat daripada mengambil perkataan emas para sahabat, yang notabene adalah juru bicara Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam, inikah yang disebut sebagai kemajuan?! Oleh karena itulah kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita tentang iman kepada para Rosul. Alloh Ta’ala berfirman, “Berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz Dzariyaat :55).
  • Semua berita Rosul adalah kebenaran
Seorang utusan bertugas untuk menyampaikan amanat yang diberikan oleh pihak yang mengutus dirinya. Maka mendustakan apa yang disampaikannya berarti mendustakan pengutusnya. Alloh telah mengutus para Rosul untuk dibenarkan beritanya bukan untuk didustakan. Demikian pula berita yang dibawa Nabi dan Rosul terakhir; Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam semuanya adalah kebenaran. ”Dan Dia (Muhammad) tidaklah berbicara dari hawa nafsunya, akan tetapi itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” (An Najm: 3-4). Maka setiap hadits yang telah dinyatakan keabsahannya oleh ahli hadits harus kita yakini kebenarannya walaupun akal kita belum bisa menjangkaunya. Lihatlah bagaimana ketegaran Abu Bakar Ash Shiddiq ketika banyak orang-orang Quroisy di masa itu mendustakan berita naiknya Nabi ke langit dalam peristiwa isro’ dan mi’roj dan mereka pun mengolok-olok Nabi karenanya. Apa kata Abu Bakar? Beliau mengatakan, “Kalau benar Muhammad yang mengatakannya maka lebih dari itupun aku mempercayainya!”
  • Mendustakan seorang Rosul sama dengan mendustakan seluruh Rosul
Orang yang mendustakan seorang Rosul sama artinya mendustakan Rosul yang lainnya. Alloh berfirman, “Kaum Nabi Nuh telah mendustakan para Rosul” (Asy Syu’aroo’ 105). Syaikh Al Utsaimin rohimahulloh berkata, “Alloh menilai tindakan kaum Nuh sebagai pendustaan kepada seluruh Rosul padahal ketika itu belum ada seorang Rosulpun selain Nabi Nuh. Berdasarkan hal ini maka orang-orang Nasrani yang mendustakan Nabi Muhammad dan tidak mau mengikutinya sebenarnya mereka juga telah mendustakan Al Masih bin Maryam (Nabi Isa) dan tidak mengikuti ajarannya…” (Syaroh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Al Utsaimin).
  • Tidak semua nama Rosul diberitahukan
Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Sungguh Kami telah mengutus para Rosul sebelum engkau (Muhammad), diantara mereka ada yang Kami kisahkan kepadamu dan adapula yang tidak Kami kisahkan kepadamu.” (Mu’min 78). Kalau para Rosul yang sudah kita ketahui namanya maka kita harus mengimaninya dengan nama tersebut, lalu bagaimana kita mengimani Rosul yang tidak kita ketahui namanya?. Syaikh Al Utsaimin menjelaskan, “Adapun Rosul yang tidak kita ketahui namanya maka kita beriman kepadanya secara global.” (Syaroh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Al Utsaimin). Maksudnya yaitu kita mengimani bahwa Alloh benar-benar telah mengutus mereka meskipun tidak kita ketahui namanya.
  • Untuk apa para Rosul diutus?
Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rosul (yang mengajak) Sembahlah Alloh dan jauhilah thoghut.” (An Nahl: 36). Para Rosul adalah makhluk Alloh yang berwujud manusia bukan malaikat. Mereka diutus untuk mengajari manusia tentang tujuan hidup mereka yaitu menyembah kepada Alloh Ta’ala saja. Mereka membawa berita gembira bagi siapa saja yang mau taat dan mereka membawa ancaman siksa bagi siapa saja yang bermaksiat. Rosul adalah hamba sebagaimana kita maka tidak boleh menunjukan ibadah kepadanya. Syaikh Muhammad At Tamimi memberikan sebuah kaidah yang masyhur yang patut kita ingat tentang diri Nabi; ‘Abdun falaa yu’bad Rosuulun falaa yukadzdzab bahwa Muhammad adalah hamba maka tidak boleh diibadahi dan beliau adalah Rosul (utusan) sehingga tidak boleh didustakan.
  • Wajib menaati perintah Rosul
Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintahnya (Rosululloh) merasa khawatir akan ditimpakan fitnah (bencana) kepada mereka atau adzab yang pedih akan menimpa mereka.” (An Nuur : 63). Kalaulah menyelisihi perintah Rosul itu tidak mengapa tentunya Alloh tidak akan mengancam mereka dengan ditimpakannya fitnah atau adzab yang pedih. Berdasarkan ayat ini pula bisa diambil kaidah ushul, ‘hukum asal perintah adalah wajib’. Lagipula kalau kita mau merenungkan, sebetulnya ketaatan kita kepada Rosul itulah yang akan menyelamatkan kita dari siksa. Orang yang menaati Rosul itu sama artinya telah menaati Alloh. “Barangsiapa yang menaati Rosul sesungguhnya dia telah menaati Alloh”. (An Nisa’: 80). Sehingga orang yang mendurhakai perintah Rosul berarti juga telah mendurhakai Alloh. Siapakah orang yang berani-berani mendurhakai Alloh yang Menguasai seluruh alam dan Maha pedih siksanya.
  • Ancaman bagi para penentang Rosul
Alloh Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang menentang Rosul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti jalannya selain orang mu’min maka Kami biarkan dia dalam kesesatannya dan Kami akan masukkan dia ke dalam neraka Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. (An Nisa’: 115). Syaikh As Sa’di berkata dalam kita tafsirnya, ketika menjelaskan firman Alloh “Kami biarkan dia dalam kesesatannya” : yakni Kami tinggalkan dia menempuh apa yang dipilihnya bagi dirinya sendiri. Kami hinakan dia dan tidak memberinya taufik menuju kebaikan karena dia telah melihat dan mengerti kebenaran namun justru meninggalkannya.
  • Buah keimanan kepada Rosul
Syaikh Al Utsaimin rohimahulloh menyebutkan manfaat apa yang bisa kita petik dari keimanan yang benar terhadap para Rosul, yaitu: Pertama, mengetahui betapa kasih sayang dan perhatiannya Alloh Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya dimana Dia telah mengutus para Rosul kepada mereka dalam rangka membimbing mereka kepada jalan Alloh yang lurus, dan supaya mereka menjelaskan bagaimana seharusnya cara beribadah kepada Alloh dikarenakan akal semata tidak bisa menjangkau hal itu. Kedua, bersyukur kepada Alloh atas nikmat yang sangat besar ini. Ketiga, tumbuhnya kecintaan dan penghormatan kepada para Rosul ‘alaihimush sholatu was salam serta memuji mereka dengan sepantasnya karena mereka adalah utusan Alloh yang senantiasa menegakkan ibadah kepada-Nya, menyampaikan risalah-Nya serta memberikan nasehat kepada para hamba. (Syaroh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Al Utsaimin). Maka sudah seharusnya kita bersemangat untuk bangkit dan meniti jalan para Rosul beserta para pengikutnya yang setia. Semoga Alloh memudahkan perjalanan kita menuju surga-Nya. Wallohul musta’aan. [Abu Mushlih].
————————————–
Disadur dari Buletin Jumat At-Tauhid,