Powered By Blogger

Kamis, 03 November 2011

Dasar Aqidah

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Alloh berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. [QS. Ali-Imron:102]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. [QS. al-Ahzab:70-71]
Sebagaimana kita ketahui dalam dalil-dalil Al Quran dan As-Sunnah, bahwa setiap amal dan ucapan dikatakan benar dan diterima hanya jika berdasarkan tauhid yang benar. Alloh berfirman:
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi. [QS. Al-Maidah:5]
Oleh karena pentingnya hal tersebut terutama tentang pembahasan serta penjelasan tentang aqidah dan tauhid Islam yang benar, Alhamdulillah penulis dapat menampilkan artikel yang membahasnya dengan judul “Dasar Aqidah” yang berseri.
Di dalam artikel ini juga sedikit membahas tentang tauhid yang merupakan masalah yang paling agung dan menjadi pondasi dari dienul Islam. Barangsiapa yang mempelajari dan mengamalkannya, maka ilmu tersebut akan membawa dia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan celakalah bagi yang mengingkarinya.
Namun dalam kenyataan di masyarakat artikel atau buku yang membahas masalah ini masih sedikit. Melihat keadaan inilah penulis terdorong untuk menyusun artikel ini, yang disadur dari Buku “Memahami Dasar-dasar Aqidah” karya ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan partisipasi kami yang ikhlas dalam rangka memperbaiki keadaan umat agar dapat menjelaskan kebenaran, sehingga jelas mana yang benar dan salah.


Tiga Dasar Pokok yang harus diketahui oleh setiap muslim dan muslimah:
Ilmu dan macam-macamnya:
Ilmu apabila diartikan secara mutlak, maka yang dimaksud adalah ilmu syariat. Yaitu ilmu yang bersumber dari Alqur’an dan As-Sunnah tentang agama Islam ini.
Ketiga dasar pokok tersebut merupakan ilmu yang fardhu ‘Ain, oleh karena itu harus diketahui oleh setiap muslim dan muslimah. Ilmu terbagi menjadi dua:
  1. Fardhu ‘ain, yaitu semua ilmu tentang sesuatu yang Allah perintahkan dan larang terhadap kita masing-masing, seperti pokok-pokok keimanan, pokok-pokok ibadah dan muamalah.
  2. Fardhu Kifayah, yaitu ilmu yang melebihi kadar fardhu ain yang dibutuhkan demi tegaknya urusan kaum muslimin yang sudah tercukupi dengan diilmui oleh sebagian kaum muslimin.
Melaksanakan kewajiban menuntut ilmu khususnya yang fardhu ain harus didahulukan daripada seluruh pelaksanaan kewajiban yang lain, karena ia merupakan syarat sahnya amal. Karena ilmu merupakan pembenar niat, sementara niat merupakan syarat diterimanya amal. Adapun ilmu fardhu kifayah, lebih utama dari seluruh amal-amal sunnah, termasuk jihad sekalipun, seperti ditegaskan oleh Imam Ahmad.
Keutamaan Ilmu:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Mujadilah: 11]
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. [QS. Az-Zumar 9]
Tiga Dasar Pokok yang harus diketahui oleh setiap muslim dan muslimah itu adalah, bagaimana seorang hamba mengenal:
  1. Rabbnya;
  2. Agamanya; dan
  3. Nabi-Nya, Muhammad.
Ketiga masalah di atas merupakan masalah yang paling pokok karena itulah yang akan ditanyakan kepada semua manusia di dalam kubur, seperti tersebut di dalam hadits Al-Bukhori dan Muslim dari Sahabat Baro’ ibni ‘Azib. Maka dituntut setiap manusia untuk mengilmuinya dengan benar kemudian mengamalkannya. Hanya mereka yang mengilmui dan mengamalkannya yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Bukan sekedar menghafal jawaban pertanyaan kubur namun tidak memahami dan mengamalkan maksudnya. Dan dalam ilmu ini seseorang tidak boleh taklid sebab barangsiapa yang taklid kelak dia akan menjawab: “ha..ha.. aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu dan aku menirunya.”
Jalan untuk mengenal Alloh:
1. Mengenal asma’ dan sifat-Nya.
Alloh berfirman:
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-A'raf: 180]
2. Memperhatikan dan tafakkur terhadap ayat-ayat kauniah (alam semesta–pen).
Alloh berfirman:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. [QS Ali-Imron:190]
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. [QS. Al-Ghosiyah:17-21]
3. Memperhatikan dan mendalami ayat-ayat syar’iyyah.
Alloh berfirman:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [QS. An-Nisa:82]
Dan tujuan dari mengenal Alloh adalah mencintai-Nya, takut kepada-Nya, berharap kepada-Nya serta memurnikan seluruh ibadah hanya untuk-Nya.
Jalan menuju mengenal agama
Mengenal agama dengan cara mempelajari Al-Kitab dan As-Sunnah. Dan terkandung di dalam pengenalan agama Islam beberapa hal berikut ini:
1. Islam adalah agama satu-satunya yang diterima di sisi Alloh.
Alloh berfirman:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [QS. Ali-Imron:85]
2. Islam adalah agama yang sempurna baik dalam hal aqidah, ibadah, mu’amalah, maupun politik. Dan barangsiapa membuat sesuatu yang batu dalam agama Alloh, maka tertolak.
Alloh berfirman:
…Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu[QS. Al-Maidah:3]
3. Islam adalah agama yang mudah.
Firman Alloh:
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [QS. Al-Hajj:78]
Nabi bersabda:
Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak seorang pun memberatkan diri dalam agama ini kecuali akan terkalahkan.
4. Islam adalah agama yang senantiasa terjaga kemurniannya.
Firman Alloh:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [QS. Al-Hijr:9]
Jalan untuk mengenal Rasululloh Muhammad adalah dengan:
  1. Mempelajari Kitabulloh, karena di dalamnya banyak diceritakan tentang beliau;
  2. Mempelajari hadits-haditsnya dan perjalanan hidupnya.
Poin-poin penting tentang Nabi Muhammad diantaranya:
  1. Beliau adalah hamba dan rasul Alloh;
  2. Beliau adalah penutup para Nabi;
  3. Beliau diutus kepada seluruh manusia;
  4. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna ilmu dan amalnya, sekaligus yang paling bertakwa kepada Alloh.
Adapun tujuan mengenal Nabi Muhammad adalah untuk meneladaninya, mengambil petunjuknya, dan ittiba’ lahir bathin.


POKOK DAN LANDASAN AGAMA
Pertama: Perintah untuk beribadah kepada Alloh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Mengajak untuk mengerjakannya, serta memiliki kepedulian kepadanya, dan mengkafirkan orang yang meninggalkannya;
Kedua: Mengingatkan untuk tidak berbuat syirik dalam beribadah kepada Alloh, tegas dalam menyikapi kesyirikan, serta tegas dalam memusuhinya, dan mengkafirikan orang yang mengerjakannya.
Syarat-Syarat LAA ILAHA ILLALLOH
Makna syahadat LAA ILAHA ILLALLOH, meliputi 3 hal:
  1. Mengilmui dan meyakini kebenaran yang dipersaksikan
  2. Mengucapkan dengan lisannya
  3. Menyampaikan persaksiannya tersebut kepada yang lain.
Makna LAA ILAHA ILLALLOH adalah tidak ada yang berhak disembah selain Alloh saja. Karena pada kalimat LAA ILAHA ILLALLOH terdapat 4 hal, yaitu:
  1. Kata La yang berarti menafikan;
  2. Kata Ilah berarti yang disembah;
  3. Kata Illa berarti pengecualian;
  4. Kata Alloh berarti ilah yang benar.
Dengan demikian makna LAA ILAHA ILLALLOH adalah menafikkan segala sesembahan selain Alloh dan hanya menetapkan Alloh saja sebagai sesembahan yang benar.
Kata Ilah diartikan sesembahan dan tidak diartikan pencipta, di samping secara bahasa memang maknanya demikian, juga kenyataan yang ada bahwa kaum musyrikin jahiliyah mereka menamakan sesembahan mereka sebagai ilah dan mereka meyakini bahwa Alloh adalah pencipta mereka satu-satunya. Oleh karena itu tatkala diserukan kepada mereka LAA ILAHA ILLALLOH mereka menolaknya seraya menyatakan seperti tersebut dalam firman Alloh:
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, Dan mereka berkata: “Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami Karena seorang penyair gila?” [QS. As-Shaaffaat: 35-36]
Siapakah sesembahan itu?
Ilah atau sesembahan adalah segala sesuatu yang menjadi tempat bergantungnya hati, di mana hati cinta, takut, berharap, bertawakal kepadanya. Demikian juga segala sesuatu yang ditujukan kepadanya bentuk-bentuk pendekatan diri, seperti doa, sujud, kurban, nadzar, dan lain-lain. Maka barang siapa menyerahkan hatinya atau aktivitas pendekatan diri kepada selain Alloh, berarti dia telah menjadikan selain Alloh tersebut sebagai ilahnya meskipun dia tetap meyakini bahw yang mencipta, mengatur, memberi manfaat, dan menolak mudhorot hanya Alloh semata.
Alloh berfirman tentang musyrikin jahiliyah:
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Alloh”, Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )? [QS. Az-Zukhruf: 87]
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Alloh”. Maka Katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” [QS. Yunus: 31]
Konsekuensi Syahadat LAA ILAHA ILLALLOH
Seseorang yang telah mengucapkan syahadat LAA ILAHA ILLALLOH harus meninggalkan seluruh pengabdian kepada selain Alloh baik secara dhohir maupun batin.
Rukun Syahadat LAA ILAHA ILLALLOH:
  1. Nafi, yang berarti menafikan seluruh sesembahan selain Alloh, artinya bahwa sesembahan selain Alloh adalah bathil, tidak berhak untuk disembah. Inilah makna kalimat la ilaha.
  2. Itsbat, yang berarti menetapkan hanya Alloh saja yang berhak disembah. Inilah makna kalimat illalloh.
Syarat syahadat LAA ILAHA ILLALLOH:
  1. Mengetahui maknanya baik secara nafi (peniadaan) maupun itsbat (penetapan).
  2. Yakin, yaitu ilmu yang sempurna yang bertentangan dengan syak (keraguan).
  3. Ikhlas yang bertentangan dengan syirik.
  4. Jujur yang bertentangan dengan dusta dan penghalang dari kemunafikan.
  5. Cinta kepada kalimat tauhid ini dan kepada semua yang dikandungnya, serta berbahagia karenanya.
  6. Inqiyad (tunduk) kepada semua hak kalimat tauhid secara tulus (ikhlas) karena Alloh dan dalam rangka mencari keridhaan-Nya.
  7. Menerima, lawan dari menolak.
Makna Syahadat Muhammad Hamba Alloh dan Rosul-Nya:
Maknanya adalah pengakuan lahir batin bahwa Muhammad adalah hamba Alloh dan Rasul-Nya kepada seluruh manusia, kemudian mengamalkan konsekuensinya yaitu membenarkan beritanya, menaati perintahnya, menjauhi larangannya, dan beribadah kepada Alloh hanya dengan syariatnya.
Rukun Syahadat Muhammad Hamba Alloh dan Rosul-Nya:
  1. Pada perkataan dia adalah hamba Alloh, berarti tidak menyembahnya;
  2. Pada perkataan dia adalah Rasul-Nya, berarti tidak mendustakannya.
Syarat Syahadat Muhammad Hamba Alloh dan Rosul-Nya:
1. Mengakui kerosulannya dalam batin;
2. Mengucapkan pengakuannya tersebut dengan lisannya;
3. Ittiba’ kepadanya dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Ali Imron: 31]
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. [QS. Al-Hasyr:7]
4. Membenarkan beritanya.
Dan ia tidak mau membenarkan (rasul dan Al Quran) dan tidak mau mengerjakan shalat. Tetapi ia mendustakan (rasul) dan berpaling (dari kebenaran) [QS. Al-Qiyamah: 31-32]

5. Mencintainya melebihi kecintaan kepada diri sendiri, harta, orang tua, anak, dan semua manusia.
6. Mengedepankan perkataannya atas perkataan siapapun dari manusia.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Hujurot: 1]

Wassalaamu'alaikum. Wr Wb.
* * *