Powered By Blogger

Kamis, 03 November 2011

KAPAN MUSIBAH YANG MELANDA INDONESIA BERAKHIR…

Belakangan ini musibah demi musibah melanda negeri kita, Indonesia. Berikut ini saya sajikan artikel yang membahas perkiraan mengapa musibah di Indonesia datang silih berganti, ditinjau dari mata hati dan kacamata agama. Artikel ini saya pilih sebab pembahasannya cukup menyeluruh, masuk akal, aktual dan adil. Silakan disimak.
————————————-
Bencana
bencana - memilukan
Musibah berkepanjangan yang melanda bangsa Indonesia ini kalau kita hitung mulai dari pertengahan 1997, saat ini telah memasuki tahun yang keduabelas.
Musibah nasional yang berawal dari krisis moral, krisis ekonomi, krisis keamanan, krisis politik, hingga bencana alam silih berganti yang tiada henti, berupa banjir bandang dan tanah longsor dimana-mana, gempa dan tsunami di aceh, di Jogja, di Jawa Barat serta semburan lumpur panas Lapindo dan masih sederet musibah lagi yang terus melanda negeri ini dan kita juga tidak tahu bencana apalagi yang akan ditimpakan Alloh kepada kita, karena kelihatannya bangsa ini juga sudah terbiasa dengan segala bencana tanpa tahu apa kesalahan yang diperbuatnya, dan kami juga yakin tak seorangpun tahu kapan musibah yang melanda bangsa Indonesia ini akan berakhir, hanya Alloh-lah yang tahu.
Sudah banyak upaya yang ditempuh bangsa ini agar bisa segera keluar dari musibah berkepanjangan tersebut, mulai dari do’a sampai memilih Pemimpin/Presiden baru.
Do’a yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta juga beragam cara, ada yang sesuai dengan tuntunan Agama tapi banyak juga yang dengan cara masing-masing.
Dalam hal memilih Pemimpin/Presiden, sejak kejatuhan Soeharto tahun 1998, Republik ini telah berganti empat Presiden, mulai dari Tehnokrat, Kiai, Nasionalis sampai Jendral, dan para Presiden tersebut dengan cara masing-masing kelihatannya juga berusaha untuk keluar dari musibah dengan melibatkan para pakar kepercayaannya, namun kenyataannya sampai saat ini musibah juga masih terus berlanjut.
Kalau kita mau jujur, bangsa Indonesia ini sebenarnya adalah bangsa yang dimanjakan oleh Alloh dengan kekayaan alamnya yang melimpah ruah: mulai dari kekayaan lautnya, saking kayanya meskipun setiap hari dicuri berjuta-juta ton oleh nelayan asing kekayan laut kita tidak habis-habisnya; kekayaan tambangnya, mulai tambang emas, perak, biji besi, timah, minyak, gas dll. ; kekayaan hutannya, beribu-ribu jenis tanaman yang hanya tumbuh di negeri ini, bahkan kayu terbaik di Dunia (jati) dulu hanya tumbuh di tiga negara salah satunya Indonesia . Kesuburan tanahnya yang luar biasa, apapun yang kita tanam pasti akan tumbuh dengan baik, mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran dan banyak lagi yang kalau mau kita hitung kita tidak akan mampu menghitungnya, tidak ada satu negarapun di Dunia ini yang kekayaan alamnya menyamai Indonesia, sampai-sampai ada seorang guru besar dari Al-Azhar Kairo, tercengang waktu berkunjung ke Batu-Malang, dia berucap kagum : “subhanalloh… ini adalah sebagian dari sorga yang Alloh berikan kepada manusia“
Timbul pertanyaan, kenapa Negara Indonesia yang kaya raya bisa jatuh miskin dan tertimpa musibah yang berkepanjangan, padahal mayoritas rakyatnya beragama Islam, yang katanya Islam menjamin pemeluknya mendapat keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, kalau begitu dimana letak kebenaran Islam tersebut.
Jawabnya tentu kita tidak boleh berprasangka buruk kepada Alloh, maha suci Alloh dari segala kesalahan yang sekecil apapun, Alloh adalah Zat yang maha sempurna termasuk sempurna menciptakan jagad raya beserta seluruh isinya dengan segala aturannya (Islam).
Islam memang berarti selamat/damai/sejahtera, tapi Islam juga berarti perilaku patuh/ tunduk dan Islam juga merupakan suatu sistim berupa aturan dari Alloh untuk seluruh mahluk ciptaannya, termasuk juga aturan untuk manusia, atau dengan kata lain Islam bukan hanya sekedar pengakuan yang tertulis dalam KTP, atau hanya pengakuan secara lisan
Jadi pengertian Islam sebenarnya adalah suatu sistim yang berlaku untuk seluruh ciptaan Alloh di jagad raya ini berupa: “ perilaku patuh/tunduk kepada aturan Alloh sehingga Alloh menjamin pelakunya pasti selamat/damai /sejahtera dan bahagia dunia dan akhirat.
Coba kita renungkan sejenak, mengapa bumi/tatasurya kita ini yang usianya sudah berjuta tahun, bahkan menurut hitungan para ahli sudah mencapai 12 milyar tahun, semua masih berjalan normal, jawabnya tentu karena kepatuhan (Islam) kepada Alloh, coba seandainya bumi tidak patuh kepada Alloh atau keluar dari garis edar yang ditetapkan oleh Alloh, sudah pasti akan hancur berantakan bertabrakan dengan planet lain.
Kepatuhan ciptaaan Alloh tersebut disampaikan didalam Al-Qur’an :
surat An-Nahl (XVI) ayat 49, yang artinya :
“dan hanya kepada Alloh sajalah bersujud segalanya yang ada di langit, maupun yang ada di bumi, sejak binatang-binatang yang berkeliaran, hingga para malaikat. Lagi pula mereka tidak pernah sombong”.
surat Ali –Imron (III) ayat 83, yang artinya :
“Apakah mereka akan mencari agama lain dari Agama Alloh ? padahal seluruh mahkluk yang ada di langit dan di bumi semuanya menyatakan patuh kepadaNya, suka atau tidak suka. Dan kepada-Nya-lah mereka dikembalikan.
Manusia memang mahluk yang diistimewakan olkeh Alloh, selain diciptakan sebagai sebaik-baik kejadian “laqod kholaqnal insanaa fii ahsani taqwim“, manusia juga diberi kelebihan lainnya yaitu kemerdekaan, tapi kenapa dengan beberapa kelebihan yang diberikan oleh Alloh tersebut kebanyakan manusia malah tidak patuh kepada Alloh ?
Ternyata justru kelebihan berupa kemerdekaan inilah yang disalahgunakan oleh manusia, padahal dengan kemerdekaan tersebut Alloh ingin menguji kepatuhan manusia sekaligus memberikan penghargaan (reward) berupa Sorga bagi yang patuh (Islam), dan hukuman (punish) berupa Neraka bagi yang tidak patuh (kafir).
Oleh karena itu kita (umat Islam) wajib instrospeksi, mengapa musibah yang menimpa bangsa ini seakan tiada akhirnya, apakah perilaku kita selama ini sudah patuh dan tunduk pada aturan Alloh (Islam), atau justru sebaliknya perilaku kita menentang aturan Alloh (kafir), mari kita renungkan…
1. Kita termasuk bangsa yang bebal dan berani menentang Alloh:
- Bangsa kita memang termasuk bangsa yang bebal dan berani menantang Alloh, Agama selalu mengajarkan kita supaya kita menjaga lingkungan, namun yang terjadi justru sebaliknya, lingkungan kita rusak, hutan-hutan yang merupakan kekayaan alam sekaligus paru-paru dunia dibabat dan dibakar membabi buta, perut bumi dibor/ dikeruk isinya tanpa memikirkan akibatnya;
- Alloh dengan jelas melarang semua bentuk perbuatan maksiat (pelacuran, perjudian dan minuman keras) tapi kenapa hal tersebut justru tumbuh subur di negeri ini yang katanya mayoritas penduduknya beragama Islam. Mengapa diskotek yang jelas-jelas sarangnya minuman keras, ekstasi, sabu-sabu dsb. yang terang-terangan merusak moral generasi bangsa direstui? ada yang beralasan kalau tidak ada diskotek tidak ada turis yang masuk ke negeri ini, mengapa jaminan turis mengalahkan jaminan Alloh;
“ Jika sekiranya penduduk kota-kota itu beriman dan bertaqwa, niscaya Kami bukakan untuk mereka pintu-pintu rahmat dari langit dan bumi” (Al-A’rof 96)

- Televisi kita setiap hari hanya berlomba menyiarkan tayangan-tayangan yang jorok/sadis dan tak bermoral yang hanya memamerkan paha dan udel (???!), bahkan sinetron-sinetron yang dibungkus dengan label agama isinya justru hanya kekerasan, perkosaan, perselingkuhan dan pelecehan, sudah begitu rendahkah martabat bangsa ini, seakan-akan di negeri ini sudah tidak ada aturan lagi, kebebasan kita sudah kebablasan jauh melebihi kebebasan dinegara yang katanya kafir (Rusia , RRC). Mengapa para pemuka agama kita dan ulama juga tak berdaya, mungkinkah mereka juga sudah ikut bernafsu menikmati? anehnya ada tokoh yang katanya juga kiai malah mendukungnya;
- Korupsi, Kolusi dan Nepotisme begitu membudaya di negeri ini, rasanya tak satupun lembaga dinegara kita ini terbebas dari KKN, dan yang lebih menyedihkan, departemen Pendidkkan departemen Agama dan departeman Kesehatan yang seharusnya menjadi benteng moral/mental bangsa justru menjadi pelopor KKN.
2. Hukum kita tidak adil :
Kita semua tahu bahwa hukum kita adalah hukum peninggalan penjajah jadi sudah pasti tidak akan adil, karena dibuat untuk kepentingan penguasa, lebih-lebih pelaksanannya, hukum dinegeri ini hanya diberlakukan keras apabila yang bersalah adalah rakyat yang tidak berdaya, namun apabila yang bersalah penguasa atau orang kaya tergantung lobinya.
Padahal kurang lebih 1400 tahun yang lalu Nabi (Muhammad saw) telah memperingatkan kepada kita semua: ketika itu ada keluarga bangsawan yang mencuri, maka datanglah utusan dari golongan tersebut menemui Nabi untuk minta pembebasan hukuman, karena mereka khawatir martabat keluarganya jatuh. Maka dengan tegas Nabi menjawab: “jaman dahulu ada sebuah negara hancur, karena apabila yang berbuat salah anak seorang pejabat maka dibiarkanlah mereka, akan tetapi apabila yang berbuat salah rakyat kecil, maka dijatuhkanlah hukum yang seberat-beratnya, demi Alloh (kata Nabi) apabila anakku Fatimah mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya.”
Oleh karena itu jika bangsa Indonesia ingin selamat, maka aturan yang dipakai juga harus aturan yang dibuat oleh Alloh (Islam), sebab kalau hukum/aturan yang dipakai buatan manusia, maka kalau manusia yang membuat aturan moralnya rusak sudah pasti aturannya juga merusak. Contoh bodoh-bodohan, mobil Honda kalau ingin berjalan sempurna, aturan yang dipakai juga harus aturan yang dibuat oleh pabrik Honda bukan pabrik Kereta Api.
3. Kita termasuk bangsa yang menyombongkan diri kepada Alloh
Sadar atau tidak sadar , kita ini termasuk bangsa yang menyombongkan diri kepada Alloh dengan mendewakan rasio/akal, padahal manusia hanya diberi sedikit ilmu.
Kita tidak pernah sadar bahwa krisis berkepanjangan serta kekacauan dimana-mana yang melanda bangsa ini sebenarnya merupakan peringatan dari Alloh, karena nikmat Alloh yang melimpah ruah yang diberikan kepada bangsa Indonesia ini ternyata tidak disyukuri, malah semakin hari kita semakin kufur.
Tidakkah hal ini sebenarnya juga sudah diingatkan oleh Alloh dalam surat Ibrohim ayat 7 yang artinya:
dan ingat pulalah ketika Tuhanmu memberikan pernyataan : “jika kamu bersyukur, pasti Ku tambah nikmat Ku kepadamu, namun sebaliknya apabila kamu mengingkari nikmat itu, sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.”
Alloh juga telah memberikan contoh siksa/hukuman yang ditimpakan kepada manusia kufur, sebagaimana firmanNya dalam Al- Qur’an :
surat Ar-Rum (XXX) ayat 41, yang artinya :
“Telah timbul kerusakan-kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia sendiri, sehingga Tuhan merasakan kepada mereka sebagian dari pembalasan dosanya, semoga mereka kembali ke jalan yang benar.”
surat An-Nahl (XVI) ayat 112, yang artinya :
“dan Tuhan membuat perumpamaan : sebuah negeri yang dahulunya amat tentram, rezeki datang melimpah ruah dari segala penjuru, tapi penduduknya tidak mensyukuri nikmat Alloh itu, maka Alloh mendatangkan malapetaka kelaparan dan ketakutan kepadanya karena perbuatan mereka sendiri.”
surat Al-Qoshosh (XXVIII) ayat 58, yang artinya :
“berapa banyaknya penduduk negeri yang telah Kami musnahkan yang telah menyalah gunakan nikmat Kami untuk kesenangan hidupnya, maka bekas-bekas puing kemusnahan itulah yang menjadi tempat kediaman mereka”.

Bagaimana jalan keluarnya ?
Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa sebenarnya bangsa Indonesia yang menurut statistik mayoritas Islam ternyata perilakunya justru tidak Islami, perilaku kita justru menantang Alloh, kita telah durhaka kepada Alloh, kita banyak berbuat dosa kepada Alloh, kita telah banyak berbuat dosa kepada sesama manusia.
Jadi kesimpulannya, musibah yang menimpa bangsa ini terjadi bukan karena aturan Alloh (Islam) yang salah, akan tetapi kita inilah yang tidak patuh pada aturan Alloh (kafir).
Dengan demikian apabila kita ingin agar musibah ini segera berakhir, jalan keluar satu-satunya hanyalah bertaubat kepada Alloh dengan sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuha).
Bertaubat artinya, kita menyesali perbuatan kita dan memohon ampun kepada Alloh, kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama, kemudian kita ikuti dengan perbuatan baik.
Kadang kita memperlakukan Alloh sama dengan manusia, kita sering kurang ajar kepada Alloh, kalau permintaan kita tidak dipenuhi, kita rame-rame berdemo kelapangan pakai pengeras suara supaya permintaan kita dikabulkan, padahal Alloh telah mengajarkan kepada kita adab berdo’a, sebagaimana firmannya dalam surat Al-A’rof 55, yang artinya :
“bermohonlah kepada Alloh dengan merendahkan diri dan suara lembut, sesungguhnya Alloh tidak menyenangi orang-orang yang berlebihan“,
Ketahuilah, Alloh Maha Mendengar, Alloh maha mengetahui apa yang ada dalam hati manusia, Alloh Maha Kuasa dan Maha Perkasa, Alloh tidak akan terpengaruh banyaknya manusia yang berdo’a dan kerasnya suara, tapi Alloh lebih mendengarkan do’a orang yang ikhlas, insya Alloh do’a satu orang yang ikhlas lebih didengar dari pada do’a satu juta orang yang tidak ikhlas.
Hal tersebut ditegaskan oleh Alloh dalam hadis qudsi berikut :
“Aku tidak akan menerima suatu ibadah melainkan yang di-ikhlaskan karena Aku”
Lantas bagaimanakah ikhlas menurut Alloh? ada sebuah hadis qudsi yang artinya :
“ikhlas itu hanya dimiliki orang-orang yang Aku cintai, yang merupakan rahasia antara Aku dan dia dan tidak ada satu mahlukpun yang mengetahui, baik setan maupun malaikat, sehingga orang-orang yang ikhlas tidak akan dapat diganggu oleh setan“
Jadi berdasarkan hadis qudsi tersebut, biar do’a kita afdol dan menjadi rahasia antara kita dan Alloh (ikhlas) seharusnya dilakukan diwaktu shalat malam di rumah masing-masing, karena kalau rame-rame dilapangan dijamin bukan rahasia lagi = tidak ikhlas.
Ada sebuah pelajaran menarik dari kisah perjalanan Robi’ah, seorang sufi perempuan dari Iraq : suatu ketika perahu yang ditumpangi Robi’ah dilanda badai dan gelombang yang dahsyat dan hampir menenggelamkan kapalnya, dalam situasi seperti itu semua penumpang berdo’a kepada Alloh untuk meminta keselamatan, namun ternyata Robi’ah melihat seorang pemuda berdiam diri termenung, lantas ditergurlah pemuda tersebut oleh Robi’ah : wahai anak muda mengapa engkau berdiam diri, berdo’alah kepada Alloh agar kita semua selamat. Pemuda tersebut menjawab : “tidak seorang hambapun dapat menghalangi kehendak Tuhannya“.. Robiah kembali berkata : setidaknya do’amu akan menambah kekuatan do’a kita. Sesaat kemudian pemuda tersebut bergerak seakan-akan memberi aba-aba kepada badai dan gelombang supaya berhenti, dan tak lama kemudian badai dan gelombangpun reda. Robi’ah keheranan dan bertanya kepada pemuda tersebut : “ wahai pemuda kekuatan apa yang ada padamu sehingga engkau dapat menundukkan badai dan gelombang yang begitu dahsyat. Pemuda tersebut menjawab : “wahai saudara-saudaraku, kita ini hanyalah hamba yang fana, maka sudah sepantasnyalah kita menahan diri dari keinginan kita karena Dia, sehingga Iapun menahan keinginannya demi kita. Bukankah Alloh Maha Mendengar serta Maha Mengetahui“.
Dari peristiwa tersebut dapat kita petik pelajaran, bahwa manusia itu lemah, tidak berdaya apalagi dibanding dengan kekuasaan Alloh, Alloh Maha Kuasa, Alloh Maha Perkasa, oleh karena itu kalau kita mendapat cobaan/ujian dari Alloh, maka untuk keluar dari cobaan tersebut janganlah kita memaksa/mendikte Alloh dengan cara kita, bahkan sudah seharusnya kita berserah diri kepada Alloh dengan sepenuh hati, karena Alloh maha mendengar dan maha mengetahui apa yang ada didalam hati kita.
Mudah-mudahan setelah berpuasa di bulan Romadhon kita benar-benar bisa menahan diri (berpuasa) dari segala keinginan, khususnya keinginan menentang aturan Alloh sehingga Alloh juga menahan keinginannya untuk melanjutkan menimpakan siksanya kepada kita dengan berbagai musibah dan bencana.
Selanjutnya marilah kita segera bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubatan nasuha), kita segera kembali ke jalan Alloh dan menjadi orang-orang yang pandai bersyukur, sehingga Alloh segera mengembalikan negeri ini menjadi negeri yang subur, makmur, gemah ripah, loh jinawai, toto tentrem kertoraharjo. Amin.
Namun sebaliknya jika dengan peringatan tersebut kita masih tetap bebal dan menantang Alloh (kufur) dengan membiarkan kemaksiatan, ketidak adilan, kesombongan dan kemusrikan tumbuh subur di negeri ini,……kita tunggu saja ketetapan Alloh berikutnya, sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Isro (XVII) ayat 58, yang artinya :
“tidak ada suatu negeripun yang durhaka penduduknya, yang tidak Kami musnahkan sebelum hari kiamat, atau Kami siksa penduduknya dengan siksaan yang amat keras. Hal itu sudah tertulis dalam Kitab Lauhul Mahfudzh.”
surat Al-Kahf (XVIII) ayat 59, yang artinya :
“sudah berapa banyak penduduk negeri-negeri yang Kami musnahkan karena mereka berbuat zalim, begitu pula telah Kami tetapkan waktu tertentu untuk memusnahkannya”
Maha benar Alloh dengan segala firmanNya

Sumber: K@bar.net (http://kabarnet.wordpress.com/),
dengan beberapa pengeditan seperlunya.