Powered By Blogger

Kamis, 03 November 2011

Rukun IMAN

————————————-
Penjelasan Ringkas Tentang Rukun Iman
Banyak sekali dalil mengenai keenam rukun Iman ini, baik dari segi Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Diantaranya adalah firman Alloh Ta’ala:
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Alloh, hari kemudian, malaikat-malaikat, dan nabi-nabi…” (Al-Baqoroh:177)
”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar (ukuran).” (Al-Qomar: 49)
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan dasar-dasar keimanan yang terangkum dalam enam hal yang dikenal dengan rukun iman – ketika beliau ditanya oleh Jibril tentang iman, beliau sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman adalah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari akhir dan takdir seluruhnya yang baik dan buruk. (HR. Bukhori & Muslim)
1. Iman Kepada Alloh Ta’ala
Iman kepada Alloh adalah keyakinan yang kuat bahwa Alloh adalah Robb dan Raja segala sesuatu. Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
2. Iman Kepada Para Malaikat-Nya
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Alloh memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Alloh, adalah hamba-hamba Alloh yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Alloh, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Alloh Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Alloh, adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab
Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Alloh memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rosul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Alloh. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Alloh, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi Alloh, wajib pula mengimani bahwa Alloh telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Alloh dari pergantian dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Alloh yang diturunkan, dan bukan makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
4. Iman Kepada Rosul-rosul
Iman kepada rosul-rosul adalah keyakinan yang kuat bahwa Alloh telah mengutus para rosul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib beriman kepada semua rosul secara ijmal sebagaimana wajib pula beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Alloh, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh Alloh dalam Al-Qur’an. Wajib pula beriman bahwa Alloh telah mengutus rosul-rosul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya tidak diketahui oleh selain Alloh, dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka selain Alloh Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa Muhammad sholallohu alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya.
5. Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati
Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang adanya negeri akhirat. Di negeri itu Alloh akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Alloh mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia menghendaki. Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut syar’i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan kepada Alloh, baik di dunia maupun di akhirat.
6. Iman Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang Buruk Dari Alloh Ta’ala
Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Alloh. Alloh ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Alloh telah menulisnya pula di dalam Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannya.
————————————-
Sumber: http://zuhud.wordpress.com/