Powered By Blogger

Kamis, 14 Juli 2011

Menggapai Keutamaan Tauhid

Menggapai keutamaan Tauhid
kalimat tauhid.jpgSesungguhnya keutamaan tauhid cukup banyak. Sebagiannya telah kita tuangkan dalam tulisan yang lalu. Pengetahuan tentang keutamaan-keutamaan tauhid bukan hanya sekedar sekilas info. Hendaknya berbagai keutamaan tauhid ini mampu membangkitkan semangat kita untuk lebih tekun mempelajari tauhid dan mengamalkannya. Merugilah orang-orang yang ilmunya tidak membuahkan amal. Perumpamaannya ibarat sebuah pohon yang tidak menghasilkan buah untuk dipanen. Bahkan lebih dari itu, orang yang tidak mewujudkan tauhid baik secara ilmu maupun amal niscaya akan sengsara di dunia sebelum di akhirat.
Rasulullah SAW mengungkapkan keutamaan tauhid dengan tujuan untuk membangkitkan semangat umatnya bertauhid dengan benar dan sungguh-sungguh. Bukan dengan maksud agar mereka berpangku tangan dan merasa puas terhadap kelemahan dan kekurangan dalam bertauhid. Keutamaan tauhid merupakan anugerah terbesar yang Allah curahkan bagi orang yang bisa menggapainya dengan segala daya dan upaya mewujudkannya.
Selain keutamaan tauhid yang telah kita utarakan dalam pembahasan lalu masih terdapat keutamaan tauhid lainnya. Untuk mengetahui lebih jauh, marilah kita simak hadits-hadits berikut ini:
Dari 'Abdillah bin 'Amr bin 'Ash ra. bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Bahwasanya Nuh as pernah berkata kepada anaknya saat akan wafat: 'Aku perintahkan engkau (berpegang) dengan "Laa ilaaha illallaah". Karena langit yang tujuh dan bumi yang tujuh jika diletakkan pada satu anak timbangan dan laa ilaaha illallaah pada anak timbangan yang lain, niscaya laa ilaa ha illallaah lebih berat timbangannya dari yang lain-lainnya. Dan jika langit yang tujuh dan bumi yang tujuh berbentuk lingkaran yang tak diketahui tempat sambungannya, niscaya laa ilaa ha illallaah akan memutuskannya."(HR. Ahmad dan Hakim, dia mem-sahih-kannya dan disepakati oleh Dzahabi. Syaikh Al Bani men-sahih-kan sanadnya dalam Ash-Shahihah 1/210. Lih. Takhrij Fathil Majid karya Syaikh 'Ali Sinan hal. 68)
Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
"Allah ta'ala berfirman, 'Wahai Anak Adam jika seandainya engkau mendatangiku dengan sepenuh bumi kesalahan sedangkan engkau tidak berbuat syirik sedikitpun niscaya aku akan mendatangimu dengan sepenuh bumi ampunan." (HR. Tirmidzi dan beliau meng-Hasan-kannya, Imam Muslim meriwayatkannya dari Hadits Ibnu Abbas dan Imam Ahmad meriwayatkannya dari Abu Dzar ra.)
Dari 'Abdillah bin 'Amr bin 'Ash bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Pada hari kiamat nanti, seorang dari umatku dipanggil dihadapan para makhluk. Lalu dibentangkan sembilanpuluh sembilan gulungan miliknya. Setiap gulungan sejauh mata memandang. Lalu dikatakan , adakah sesuatu yang engkau ingkari dari gulungan-gulungan ini? Apakah para pencatatku yang menjaga amalmu telah men-dzhalimi-mu? Dia menjawab, tidak ada wahai Rab-ku. Lalu dikatakan, apakah engkau memiliki sebuah udzur atau kebaikan? Maka orang itu merasa segan lantas menjawab, tidak ada. Lalu dikatakan, benarm sesungguhnya engkau memiliki sebuah kebaikan dan engkau tidak akan di dzhalimi pada hari ini. Kemudian dikeluarkannya satu kartu miliknya yang bertuliskan, Asyhad an laa ilaaha illallaah muhammadan 'abduhu wa rasuluh (aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan-NYA). Maka dia berkata wahai Rab-ku apa nilai kartu ini dibandingkan gulungan-gulungan itu? Lalu dikatakan sesungguhnya engkau tidak akan di dzhalimi. Kemudian diletakkan gulungan-gulungan itu pada satu anak timbangan dan kartu itu pada anak timbangan yang lain. Ternyata timbangan gulungan-gulungan itu ringan dan timbangan kartu ini berat." (HR.Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban Hakim, dia berkata, Shahih atas syarat Muslim dan disepakati oleh Dzahabi. Syaikh Al Bani dalam Ash Shahih 1/213 berkata, hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh keduanya, lihat takhrij Fathil Majid hal. 69).
Ibnul Qayyim ra., menerangkan hadits ini sebagai berikut, "Amal-amal perbuatan tidaklah berbeda-beda keutamannya dikarenakan bentuk dan bilangannya. Hanya saja keutamaannya berbeda-beda sebab perbedaan keyakinan dalam hati. Sehingga dua amalan bisa memiliki bentuk yang satu namun nilai perbedaan diantara keduanya sejauh antara langit dan bumi."
Selanjutnya dia berkata, "Perhatikan hadits tentang sebuah kartu yang diletakkan pada satu anak timbangan lalu di imbangi dengan timbangan sembilanpuluh sembilan gulungan masing-masing sejauh mata memandang ternyata gulungan itu ringan. Maka pemiliknya tidak di adzab. Bersamaan dengan ini merupakan perkara yang maklum bahwa setiap orang yang bertauhid memiliki kartu ini. Akan tetapi kebanyakan mereka masuk neraka dengan sebab dosa-dosanya." (lih. Fathul Majid hal.69).
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh menjelaskan sebagai berikut." Dalam mengucapkan dua kalimat syahadat harus memiliki ilmu dan keyakinan tentang maknanya, serta mengamalkan kandungannya, sebagaimana firman Allah swt: "Berilmulah engkau bahwa tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi melainkan Allah" (AQ. 49:19).
" Kecuali orang yang bersaksi dengan kebenaran sedangkan mereka mengetahui (berilmu)." (AQ. 43:86).
Adapun mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa mengerti maknanya atau tidak meyakininya maka tidak bermanfaat. Begitupula jika tidak mengamalkan kandungannya yang berupa sikap berlepas diri dari syirik dan memurnikan ucapan serta amalannya untuk Allah baik ucapan hati maupun lisan dan demikian pula amalan hati serta anggota badan, maka tidak bermanfaat. Hal yang dikemukakan diatas adalah kesepakatan para ulama (Fathul Majid hal. 51). Syaikh Abdurrahman As-Sa'adi rahimahullah berkata: "Termasuk keutamaan dari Tauhid adalah:
  1. Dapat menghapuskan dosa-dosa.
  2. Merupakan sebab yang paling besar untuk melonggarkan kesusahan-kesusahan serta bisa menjadi penangkal dari berbagai akibat buruk dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  3. Mencegah kekekalan dalam api neraka meskipun didalam hatinya hanya tertanam sebesar biji sawi keimanan. Juga mencegah masuk neraka secara mutlak bila menyempurnakannya dalam hati. Ini termasuk keutamaan tauhid yang peling mulia dan utama.
  4. Memberi petunjuk bagi pemiliknya akan rasa aman yang sempurna di dunia dan akhirat.
  5. Merupakan sebab satu-satunya untuk menggapai ridha Allah dan pahala-NYA. Bahwa orang yang paling bahagia memperoleh syafaat Muhammad saw adalah yang mengucapkan Laa ilaa ha illallah dengan ikhlas dari hatinya.
  6. Penerimaan seluruh amalan dan ucapan, baik yang tampak dan yang tersembunyi tergantung kepada tauhid seseorang.
  7. Memudahkan seorang hamba untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan kemungkaran-kemungkaran.
  8. Bila tauhid sempurna dalam hati seseorang, Allah menjadikan pemiliknya mencintai keimanan serta menghiasinya dalam hatinya.
  9. Meringankan segala kesulitan dan rasa sakit bagi seorang hamba.
  10. Melepaskan seorang hamba dari perbudakan, ketergantungan, rasa takut, pengharapan dan beramal untuk makhluk.
  11. Bila tauhid sempurna dalam hati seseorang dan terealisasi lengkap dengan ikhlas yang sempurna, amalnya yang sedikit berubah menjadi banyak.
  12. Allah menjamin kemenangan dan pertolongan didunia, keagungan, kemuliaan, petunjuk, kemudahan, perbaikan kondisi dan situasi serta pelurusan ucapan dan perbautan bagi pemiliki tauhid.
  13. Allah menghindarkan orang-orang yang bertauhid dan beriman dari keburukan-keburukan dunia dan akhirat.
Kiranya cukup banyak keutamaan yang Allah limpahkan bagi para hambanya yang bertauhid. Sangat beruntung orang yang bisa menggapai seluruh keutamaanya. Namun keberhasilan total hanyak milik orang-orang yang mampu menyempurkan tauhid dengan sepenuhnya. Tentunya manusia bertingkat-tingkat dalam mewujudkan tauhid kepada Allah swt. Mereka tidak berada pada satu level . Masing-masing menggapai keutamaan tauhid sesuai dengan prestasinya dalam menerapkan tauhid.
Wallahu A'lam Bishshawab.